Qanun Asasi Nahdlatul ‘Ulama
Posted on 10 Februari 2010 by Anas
(terjemahan KH Mustofa Bisri)
Segala puji bagi Allah yang telah
menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-Nya agar menjadi pemberi peringatan kepada
sekalian umat dan menganugerahinya hikmat serta ilmu tentang sesuatu yang Ia
kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi hikmah, maka benar-benar mendapat
keberuntungan yang melimpah.
Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya) :”Wahai Nabi, Aku utus engkau sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan
penyeru kepada (Agama) Allah serta sebagai pelita yang menyinari” ”Serulah
kejalan Tuhanmu dengan bijaksana, peringatan yang baik dan bantulah mereka
dengan yang lebih baik. Sungguh Tuhanmulah yang mengetahui siapa yang sesat
dari jalanNya. Dan Dia Maha mengetahui orang-orang yang mendapat hidayah” ”Maka
berilah kabar gembira hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan dan mengikuti
yang paling baik darinya. Merekalah orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah
dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal”
”Dan katakanlah : Segala puji bagi
Allah yang tak beranakan seorang anakpun, tak mempunyai sekutu penolong karena
ketidakmampuan. Dan agungkanlah seagung-agungnya” ”Dan sesungguhnya inilah
jalanKu (AgamaKu) yang lurus. Maka ikutilah Dia dan jangan ikuti berbagai jalan
(yang lain) nanti akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah
memerintahkan agar kami semua bertaqwa”
”Wahai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta Ulil Amri diantara kamu, kemudian jika
kamu dan berselisih dalam satu perkara, maka kembalikanlah perkara itu kepada
Allah dan Rasul, kalau mau benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih bagus dan lebih baik kesudahannya”.”Maka orang-orang
yang beriman kepadaNya (kepada Rasulullah) maka memuliakannya, membantunya dan
mengikuti cahaya (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.
”Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor) pada berdo’a : Ya Tuhan ampunilah kami dan
saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman dan janganlah Engkau
jadikan dalam hati kami kedengkian kami terhadap orang-orang yang beriman : Ya
Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”Wahai
manusia, sesungguhnya Aku telah menciptakan kamu daari seorang laki-laki dan
perempuan dan jadikan kamu berbengsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang
paling bertaqwa kepada Allah diantara kamu semua”.Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah Ulama.
”Diantara orang-orang yang mukmin
ada orang-orang yang menempati apa yag mereka janjikan kepada Allah, lalu
diantara mereka ada yang gugur dan diantara mereka ada yang menunggu mereka
sama sekali tidak pernah merubah (janjinya)” ”Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kamu kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang-orang yang
jujur” ”Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu” ”Maka bertanyalah kamu
kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahuinya” ”Janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”
”Adapun orang-orang yang dalam hati
mereka terdapat kecenderungan menyeleweng, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang
mustasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan mencari cari takwilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui taqwilnya kecuali Allah. Sedang orang-orang
yang mendalam ilmunya mereka mengatakan, ”kami beriman kepada ayat-ayat yang
mustasyabihat itu, semuanya dari sisi Tuhan kami” dan orang-orang yang berakal
saja yang dapat mengambil pelajaran (dari padanya).
”Barang siapa menentang Rasul
setelah petunjuk yang jelas padanya dan dia mengikuti selain ajaran orang
mukmin, maka Aku biarkan ia mengusai kesesatan yang telah dikuasainya (terus
bergelimang dalam kesesatan) dan Aku masukkan mereka ke neraka Jahanam. Dan
neraka jahanam itu adalah seburuk buruknya tempat kembali”. ”Takutlah kamu
semua akan fitnah yang benar-benar tidak hanya khusus menimpa orang orang
dzalim diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat dasyat siksaNya”
”Janganlah kamu bersandar kepada
orang orang yang dzalim, maka kamu akan disentuh api neraka”.”Wahai orang-orang
yang beriman, jagalah diri-diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, diatasnya berdiri malaikat-malaikat
yang kasar, keras dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
kepada mereka.”Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang mengatakan ”Kami
mendengar”.Padahal mereka tidak mendengar”.”Sesungguhnya seburuk-seburuk makhluk
melata, menurut Allah, ialah mereka yang pelak (tidak mau mendengar kebenaran)
dan bisu (tidak mau bertanya dan menuturkan kebenaran) yang tidak
berfikir”.”Dan hendaklah ada diantara kamu, ada segolongan umat yang menyeru
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
”Dan saling tolong menolong kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa; janganlah tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah sangat dahsyat siksanya”.”Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta berjaga-jagalah (menghadapi serangan
musuh di perbatasan). Dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat
keberuntungan”.
”Dan berpegang teguhlah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu berserai-berai, dan
ingatlah ni’mat Allah yang dilimpahkan kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan
lalu Allah merukunkan antara hati-hati kamu, kemudian kamupun (karena nikmatnya)
menjadi orang-orang yang bersaudara”.”Dan janganlah kamu saling bertengkar,
nanti kamu jadi gentar dan hilang kekuatanmu dan tabahlah kamu, sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang tabah”.
”Sesungguhnya orang-orang itu
bersaudara, maka damaikanlah antara kedua Saudaramu dan bertaqwalah kepada
Allah, supaya kamu dirahmati”.”Kalau mereka melakukan apa yang dinasehatkan
kepada mereka, niscaya akan lebih baik bagi mereka dan memperkokoh (iman
mereka). Dan kalau memang demikian, niscaya Aku anugerahkan kepada mereka
pahala yang agung dan Aku tunjukkan mereka jalan yang lempang”.”Dan orang-orang
yang berjihad dalam (mencari) keridloanKu, pasti Aku tunjukkan mereka
kejalanKu, sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat
baik”.”Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat bershalawat untuk Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman dan bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah
dengan penuh penghormatan”.
”Dan (apa yang ada disisi Allah
lebih baik dan lebih kekal juga bagi) orang-orang yang mematuhi seruan Tuhan
mereka, mendirikan shalat dan urusan mereka (mereka selesaikan) secara
musyawarah antara mereka serta terhadap sebagian apa yang aku rizqikan, mereka
menafakahkannya”.”….Dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka (Muhajirin dan
Anshar) dengan baik, Allah ridla kepada mereka”.Amma ba’duSesungguhnya
pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal
yang tidak seorangpun tidak mengetahui manfaatnya.
Betapa tidak Rasulullah SAW
benar-benar telah bersabda yang artinya :”Tangan Allah bersama jama’ah. Apabila
diantara jama’ah itu ada yang memencil sendiri, maka syaithanpun akan
menerkamnya seperti serigala menerkam kambing”.”Allah Ridlo kamu sekalian
menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun”Kamu sekalian berpegang
teguh kepada tali (agama) Allah seluruhnya dan tidak bercerai-berai ;Kamu
saling memperbaiki dengan orang yang di jadikan Allah sebagai pemimpin kamu.
Dan Allah membenci bagi kamu ;
saling membantah, banyak tanya danmenyia-nyiakan harta benda””
Janganlah kamu saling dengki, saling
menjerumuskan, saling bermusuhan, saling membenci dan janganlah sebagian kamu
menjual atas kerugian jualan sebagian yang lain, dan jadilah kamu hamba-hamba
Allah, bersaudara
” Suatu Umat bagaikan jasad lainnya
Orang-orang ibarat anggota anggota tubuhnyaSetiap anggota punya tugas dan
perannya
Seperti dimaklumi, manusia tidak
dapat tidak bermasyarakat, bercampur dengan yang lain, sebab seorangpun tak
mungkin sendirian segala kebutuhan-kebutuhannya. Dia mau tidak mau dipaksa bermasyarakat,
berkumpul yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak keburukan dan ancaman
bahaya daripadanya.Karena itu, persatuan, ikatan bathin satu dengan yang lain
saling bantu menangani satu perkara dan seia-sekata adalah merupakan penyebab
kebahagiaan yang terpenting dan faktor paling kuat bagi menciptakan
persaudaraan dan kasih sayang.Beberapa banyak negara-negara yang menjadi
makmur, hamba-hamba menjadi pemimpin yang berkuasa, pembangunan merata,
negeri-negeri menjadi maju, pemerintahan ditegakkan, jalan-jalan menjadi
lancar, perhubungan menjadi ramai dan masih banyak manfaat lain dari hasil
persatuan merupakan keutamaan yang paling besar dan merupakan sebab dan sarana
paling ampuh.
Rasulullah SAW telah
mempersaudarakan sahabat-sahabatnya sehingga mereka (saling kasih, saling
menyayangi san saling menjaga hubungan) tidak ubahnya satu jasad; apabila satu
anggota tubuh mengeluh sakit seluruh jasad ikut merasa demam dan tidak dapat
tidur.Itulah sebabnya mereka menang atas musuh mereka, kendati jumlah mereka
sedikit. Mereka tundukkan raja-raja, mereka taklukan negeri negeri, mereka buka
kota-kota mereka bentangkan payung-payung kemakmuran, mereka bangun
kerajaan-kerajaan dan mereka lancarkan jalan-jalan.
Firman Allah SWT ” Wa aatainaahu min
kulli sya’in sababa””Dan Aku telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai)
segala sesuatu”.Benarlah kata penyair yang mengatakan dengan
bagusnya”Berhimpunlah anak-anakku bilaKegentingan datang melanda,jangan
bercerai-berai, sendiri-sendiri,cawan-cawa
n enggan pecah bila bersamaketika
bercerai,satu-satu pecah berderai”
Sayidina Ali karamallahu wajhah
berkata”Dengan perpecahan tak ada satu kebaikan dikaruniakan Allah kepada
seseorang baik dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang datang
belakangan”Sebab, satu kaum apabila hati-hati mereka berselish dan hawa nafsu
mereka mempermainkan mereka, maka mereka tidak akan melihat sesuatu tempatpun
bagi kemaslahatan bersama. Mereka bukanlah bangsa yang bersatu tapi hanya
individu-individu yang berkumpul dalam arti jasmani belaka. Hati dan
keinginan-keinginan mereka saling selisih. Engkau mengira mereka menjadi satu,
padahal hati mereka berbeda-beda.
Mereka telah menjadi seperti kata
orang ”Kambing-kambing yang berpencaran di padang terbuka. Berbagai binatang
buas telah mengepungnya. Kalau sementara mereka tetap selamat, mungkin karena
binatang buas belum sampai kepada mereka (dan pasti suatu saat akan sampai pada
mereka), atau karena saling berebut, telah menyebabkan binatang-binatang buas
itu saling berkelahi sendiri antara mereka. Lalu sebagian mengalahkan lain. Dan
yang menangpun akan menjadi perampas dan yang kalah menjadi pencuri. Si
kambingpun jatuh antara si perampas dan si pencuri.
Perpecahan adalah penyebab
kelemahan, kekalahan dan kegagalan disepanjang zaman. Bahkan pangkal kehancuran
dan kemacetan, sumber keruntuhan dan kebinasaan, dan penyebab kehinaan dan
kenistaan.Betapa banyak keluarga-keluarga besar, semula hidup dalam keadaan
makmur, rumah-rumah penuh dengan penghuni, sampai satu ketika kalajengking
perpecahan merayapi mereka, biasanya menjalar meracuni hati mereka dan
syaithanpun melakukan perannya, mereka kocar-kacir tak karuan. Dan rumah-rumah
mereka runtuh berantakan.
Sahabat Ali Karamallahu Wajhah
berkata dengan fasihnya:”Kebenaran dapat menjadi lemah karena perselisihan dan
perpecahan dan kebathilan sebaliknya dapat menjadi kuat dengan persatuan dan
kekompakan”.Pendek kata siapa yang melihat pada cermin sejarah, membuka
lembaran yang tidak sedikit dari ikhwal bangsa-bangsa dan pasang surut zaman
serta apa yang terjadi pada mereka hingga pada saat saat kepunahannya, akan
mengetahui bahwa kekayaan yang pernah menggelimang mereka, kebanggaan yang
pernah mereka sandang, dan kemuliaan yang pernah menjadi perhiasan mereka,
tidak lain adalah karena berkat apa yang secara kukuh mereka pegang, yaitu
mereka bersatu dalam cita-cita, seia-sekata, searah setujuan, pikiran-pikiran
mereka seiring. Maka inilah faktor paling kuat yang mengangkat martabat dan
kedaulatan mereka, dan benteng paling kokoh bagi menjaga kekuatan dan
keselamatan ajaran mereka.
Musuh-musuh mereka tak dapat berbuat
apa-apa terhadap mereka, malahan menundukkan kepala, menghormati mereka karena
wibawa mereka, dan merekapun mencapai tujuan-tujuan mereka dengan gemilang.
Itulah bangsa yang mentarinya dijadikan Allah tak pernah terbenam senantiasa
memancar gemilang, dan musuh-musuh mereka tak dapat mencapai sinarnya.
Wahai Ulama dan para pemimpin yang
bertaqwa dikalangan Ahlussunnah wal Jama’ah dan keluarga mazhab imam empat anda
sekalian telah menimba ilmu-ilmu dari orang-orang sebelum anda, orang-orang sebelum
anda menimba dari orang-orang sebelum mereka, dengan jalan sanad yang
bersambung sampai pada anda sekalian.
Dan anda sekalian selalu meneliti
dari siapa anda menimba ilmu agama anda itu.Maka dengan demikian, anda sekalian
penjaga-penjaga ilmu dan pintu gerbang ilmu-ilmu itu. Rumah-rumah tidak
dimasuki kecuali dari pintu-pintu siapa yang memasukinya tidak lewat pintunya,
disebut pencuri.
Sementara itu segolongan orang yang
terjun kedalam lautan fitnah ; memilih bid’ah dan bukan sunnah-sunnah Rasul dan
kebanyakan orang mukmin yang benar hanya terpaku. Maka para ahli bid’ah itu
seenaknya memutarbalikkan kebenaran, memungkarkan makruf dan memakrufkan
kemungkaran.Mereka mengajak kepada kitab Allah, padahal sedikitpun mereka tidak
bertoalak dari sana.Mereka tidak berhenti sampai disitu, malahan mereka
mendirikan perkumpulan pada perilaku mereka tersebut. Maka kesesatanpun semakin
jauh. Orang-orang yang malang pada memasuki perkumpulan itu. Mereka tidak
mendengar sabda Rasulullah SAW.”Fandhuru ’amman ta’khuzuuna dienakum””Maka
lihatlah, dan telitilah dari siapa kamu menerima ajaran agamamu
itu”.”Sesungguhnya menjelang hari Kiamat, muncul banyak pendusta”.Janganlah kau
menangisi agama ini bila ia berada dalam kekuasaan ahlinya. Tangisilah agama
ini bila ia berada didalam kekuasaan bukan ahlinya”.
Tepat sekali sahabat Umar bin
Khattab radliallahu ’anhu ketika berkata ”Agama Islam hancur oleh perbuatan
orang munafikq dengan Al-Qur’an”Anda sekalian adalah orang-orang yang lurus
yang dapat menghilangkan kepalsuan ahli kebathilan, penafsiran orang-orang yang
bodoh dan penyelewengan orang-orang yang over acting; dengan hujjah Allah,
Tuhan semesta alam, yang diwujudkan melalui lisan orang ia kehendaki.
Dan anda sekalian kelompok yang
disebut dalam sabda Rasulullah SAW”. Anda sekelompok dari umatku yang tak
pernah bergeser selalu berdiri tegak diatas kebenaran, tak dapat dicederai oleh
orang yang melawan mereka, hingga datang putusan Allah.”Marilah anda semua dan
segenap pengikut anda dari golongan para fakir miskin, para hartawan, rakyat
jelata dan orang-orang kuat, berbondong-bondong masuk jam’iyyah yang diberi
nama “Jam’iyyah Nahdlatul Ulama ini”.
Masukalah dengan penuh kecintaan,
kasih sayang, rukun bersatu dan dengan ikatan jiwa raga.Ini adalah jam’iyyah
yang lurus, bersifat memperbaiki dan menyantuni. Ia manis terasa dimulut
orang-oarang yang baik dan bengkal (jawa kolot) ditenggorokan orang-orang yang
tidak baik. Dalam hal ini hendaklah anda sekalian saling mengingatkan dengan
kerjasama yang baik, dengan petunjuk yang memuaskan dan ajakan memikat serta
hujjah yang tak terbantah. Sampaikan secara terang-terangan apa yang
diperintahkan Alah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang.
Rasulullah SAW bersabda:”Apabila
fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku dicacimaki, maka
hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat
begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua
orang”.Allah SWT telah berfirman : “Wa taawanuu ‘alalbirri wattaqwa”“Dan saling
tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwalah kepada Allah”.
Sayidina Ali karamallahu wajhah
berkata :”tak seorangpun (betapapun lama ijtihadnya dalam amal) mencapai
hakekat taat kepada Allah yang semestinya. Namun termasuk hak-hak Allah yang
wajib atas hamba-hambaNya adalah nasehat dengan sekuat tenaga dan saling bantu
dalam menegakkan kebenaran diantara mereka”.
Tak seorangpun (betapapun tinggi
kedudukannya dalam kebenaran, dan betapapun luhur derajat keutamaannya dalam
agama), dapat melampaui kondisi membutuhkan pertolongan untuk memikul hak Allah
yang dibebankan kepadany. Dan tidak seorangpun (betapapun kerdil jiwanya dan
pandangan-pandangan mata merendahkannya) melampaui kondisi dibutuhkan
bantuannya dan dibantu untuk itu”.(Artinya tak seorangpun betapapun tinggi
kedudukannya dan hebat dalam bidang agama dan kebenaran yang dapat lepas tidak
membutuhkan bantuan dalam pelaksanaan kewajibannya terhadap Allah, dan tak
seorangpun, betapapun rendahnya, tidak dibutuhkan bantuannya atau diberi
bantuan dalam melaksanakan kewajibannya itu. Penterjemah).
Tolong menolong atau saling bantu
pangkal keterlibatan umat-umat.Sebab kalau tidak ada tolong menolong, niscaya
semangat dan kemauan akan lumpuh karena merasa tidak mampu mengejar cita-cita.Barang
siapa mau tolong menolong dalam persoalan dunia dan akhiratnya, maka akan
sempurnalah kebahagiaannya, nyaman dan sentosa hidupnya.
Sayyida Ahmad bin Abdillah AS-Saqqaf
berkata:“Jam’iyyah ini adalah perhimpunan yang telah menampakkan tanda-tanda
menggembirakan, daerah-daerah menyatu, bangunan–bangunannya telah berdiri
tegak, lalu kemana kamu akan pergi?. Kemana?”.“Wahai orang-orang yang
berpaling, jadilah kamu orang-orang yang pertama, kalau tidak orang-orang yang
menyusul masuk (jam’iyyah ini). Jangan sampai ketinggalan, nanti suara
penggoncang akan menyerumu dengan goncangan-goncangan :“Mereka (orang-orang
munafiq itu) puas bahwa mereka ada bersama orang-orang yang ketinggalan (tidak
termasuk ikut serta memperjuangkan agama Allah). Hati mereka telah dikunci
mati, maka merekapun tidak bisa mengerti.“Tiada yang merasa aman dari adzab
Allah kecuali orang-orang yang merugi”Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau
condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau memberi hidayah kepada
kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisiMu; sesungguhnya Engkau Maha
Penganugerah. Ya Tuhan kami, Ampunilah bagi kami dosa-dosa kami, hapusakanlah
dari diri-diri kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkan kami beserta
orang-orang yang berbakti.Ya Tuhan kami, karuniakanlah kami apa yang Engkau
janjikan kepada kami melalui utusan-utusanMu dan jangan hinakan kami dari hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar